Dua hari berturut-turut, suasana di SMKN 1 Muara Uya berubah
penuh warna dan makna. Setelah semarak peringatan Hari Sumpah Pemuda dengan
pawai budaya yang menggetarkan semangat kebangsaan, keesokan harinya sekolah
ini menggelar sosialisasi pengembangan sosial emosional dan anti-bullying
sebagai langkah nyata menciptakan sekolah yang aman dan berkarakter.
Pada Selasa, 29 Oktober 2025, seluruh warga sekolah
mengikuti upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda yang dilanjutkan dengan pawai
budaya di sekitar lingkungan sekolah. Kegiatan ini berlangsung meriah dan
tertib berkat pengawalan dari Polsek Muara Uya.
Dalam amanatnya, Kepala SMKN 1 Muara Uya menyampaikan tiga
pesan penting kepada para siswa.
“Bangun semangat pantang menyerah, jangan takut gagal.
Gunakan teknologi dengan bijak, dan tanamkan cinta pada bangsa melalui
prestasi, inovasi, serta tanggung jawab,” ujar beliau dalam sambutannya yang
disambut tepuk tangan seluruh peserta upacara.
Usai pawai budaya, kegiatan dilanjutkan dengan fashion show
bertema kostum paling unik sebagai bentuk apresiasi terhadap kreativitas siswa.
Suasana meriah berpadu dengan semangat kebersamaan yang tinggi.
Namun, sehari kemudian, suasana berubah menjadi lebih reflektif. Berdasarkan data Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) SMKN 1 Muara Uya, sejak bulan Juli hingga Oktober 2025 tercatat dua kasus bullying verbal dan tiga kasus bullying fisik. Sebagai tindak lanjut, sekolah menggelar Sosialisasi Pengembangan Sosial Emosional dengan menghadirkan dr. Tri Anny Rakhmawati, Sp.KJ sebagai narasumber.
Dalam paparannya, dr. Tri Anny menekankan pentingnya
pengendalian emosi dan memahami batas diri (bounderis) dalam setiap interaksi
sosial.
“Setiap siswa perlu mengenal emosinya sendiri dan menghargai
emosi orang lain. Dengan begitu, hubungan sosial akan menjadi lebih sehat dan
terhindar dari perilaku bullying,”
jelas beliau dalam sesi diskusi bersama siswa.
Ketua Tim TPPK SMKN 1 Muara Uya, Evertyn menambahkan bahwa
kegiatan ini bukan hanya menanggapi kasus yang sudah terjadi, tetapi juga
menjadi upaya preventif agar semua warga sekolah dapat berinteraksi secara
sehat dan empatik.
“Kami ingin SMKN 1 Muara Uya menjadi sekolah yang aman, nyaman, dan bebas dari segala bentuk kekerasan,” tegasnya.
Melalui rangkaian kegiatan yang berjarak hanya sehari ini,
SMKN 1 Muara Uya menunjukkan komitmen kuatnya untuk mendidik generasi muda yang
berbudaya, berdaya, dan berkarakter. Semangat kebersamaan dan empati yang
tumbuh dari dua momentum ini diharapkan menjadi fondasi bagi Indonesia yang
lebih maju dan bermartabat. (Tim Jurnalis SMKN 1 Muara Uya 2025)








0 Comments:
Post a Comment