Peresmian/Pendatanganan MoU

Nota Kesepahaman antara SMKN 1 MUARA UYA dan Desa wilayah Kecamatan Muara Uya, Kamis, 22 September 2022

Foto Acara Perpisahan

Siswa-Siswi SMKN 1 MUARA UYA Tahun 2021/2022

Friday, 23 May 2025

Jumat Berakhlak: Menanamkan Nilai Kepedulian Melalui Aksi Bersih Masjid dan Mushala

SMKN 1 Muara Uya — Jumat, hari yang penuh berkah, dimanfaatkan oleh warga SMKN 1 Muara Uya untuk melaksanakan kegiatan bertajuk "Jumat Berakhlak". Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari penguatan pendidikan karakter dengan melibatkan peserta didik dalam aksi sosial membersihkan masjid dan musala di lingkungan sekitar sekolah.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat oleh siswa dari berbagai kelas, dengan bimbingan guru dan staf sekolah. Sasaran utamanya adalah masjid dan musala yang berada di sekitar lingkungan SMKN 1 Muara Uya, seperti masjid besar muara uya, langgar darussa'adah, mushola gang serumpun, dan tempat ibadah lainnya yang menjadi pusat kegiatan keagamaan masyarakat setempat.

Tujuan utama dari kegiatan "Jumat Berakhlak" ini adalah membentuk karakter peserta didik yang peduli, bertanggung jawab, serta memiliki akhlak mulia. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar tentang pentingnya menjaga kebersihan, tetapi juga memahami arti gotong royong, kerja sama, serta menumbuhkan rasa cinta terhadap rumah ibadah.

Menurut Lia Wahyuliningtyas, penanggung jawab kegiatan, "Jumat Berakhlak" bertujuan menanamkan nilai kepedulian, tanggung jawab, serta akhlak mulia pada peserta didik. “Melalui kegiatan ini, siswa belajar langsung tentang pentingnya menjaga kebersihan, gotong royong, dan cinta terhadap rumah ibadah,” ungkapnya.

Sementara itu, bagi masjid dan musala, kegiatan ini tentu sangat membantu dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan tempat ibadah. Banyak pengurus masjid yang merasa terbantu, karena biasanya mereka hanya memiliki sedikit tenaga untuk urusan kebersihan. Kehadiran siswa-siswa ini menjadi energi baru yang meringankan pekerjaan mereka dan mempererat hubungan antara sekolah dan masyarakat sekitar.

Melalui kegiatan rutin seperti "Jumat Berakhlak", diharapkan peserta didik SMKN 1 Muara Uya tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia dan kepedulian terhadap sesama. Sekolah pun berharap kegiatan ini menjadi inspirasi bagi institusi pendidikan lain untuk menerapkan program serupa yang mengedepankan pembentukan karakter. (Ly/Chy)











Alda Riyani Kunci Dua Emas di POPDA, Siap Harumkan Kalimantan Selatan di POPNAS 2025

Muara Uya – Nama Alda Riyani, siswi kelas XI Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMKN 1 Muara Uya, kembali mengharumkan nama sekolah dan daerah. Dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Kalimantan Selatan 2025, Alda tampil luar biasa dengan meraih dua medali emas dalam cabang lempar lembing putri dan lompat jauh putri.

Keberhasilan ini mengukuhkan Alda sebagai salah satu atlet pelajar terbaik Kalimantan Selatan dan membawanya melangkah ke tingkat nasional. Ia resmi ditunjuk sebagai wakil Provinsi Kalimantan Selatan untuk ajang POPNAS 2025 yang akan digelar di Aceh pada bulan Juli mendatang.

Alda memang bukan nama baru dalam dunia olahraga pelajar. Sejak duduk di bangku SMP, ia sudah menunjukkan prestasi di berbagai ajang olahraga, baik tingkat kabupaten, provinsi. Di SMKN 1 Muara Uya sendiri, Alda telah menjadi langganan juara dalam ajang O2SN dan POPDA, dan dikenal sebagai siswa yang disiplin serta memiliki semangat juang tinggi.

“Alda memang menjadi salah satu atlet andalan sekolah sekaligus daerah dalam berbagai kejuaraan pelajar seperti POPDA maupun O2SN. Konsistensinya dalam latihan dan semangat juangnya luar biasa,” ujar pembina olahraga sekaligus waka kesiswaan SMKN 1 Muara Uya, Ramadhani Saputra.

Kepala SMKN 1 Muara Uya, Rita Herlina, menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian Alda. “Prestasi Alda bukan hanya milik pribadi, tapi juga kebanggaan seluruh warga sekolah. Ia telah berulang kali membawa nama baik sekolah di berbagai ajang olahraga pelajar. Kami akan terus mendukung persiapannya menuju POPNAS,” ujarnya.

Tak hanya mendapat dukungan dari sekolah, masyarakat dan pemerintah daerah pun turut memberi apresiasi atas prestasi Alda. Dinas Pendidikan Kabupaten Tabalong dan KONI setempat berkomitmen mendampingi Alda dalam proses latihan menuju pentas nasional.

Dengan semangat, kerja keras, dan dukungan dari berbagai pihak, Alda Riyani diharapkan mampu memberikan hasil terbaik dan membawa nama Kalimantan Selatan bersinar di panggung POPNAS 2025.  (Chy/Ptr/Ly)


 




Wednesday, 21 May 2025

SMKN 1 Muara Uya Gaungkan Semangat “Zero Bullying” Lewat Lomba Poster dan Aksi Seni Muara Uya, 22 Mei 2025

SMKN 1 Muara Uya kembali menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman, inklusif, dan bebas kekerasan melalui gelaran program triwulanan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) yang dilaksanakan pada Kamis (22/5) di halaman belakang sekolah.


Kegiatan yang mengusung tema “Menciptakan Budaya Sekolah Aman dan Kebhinekaan: Gerakan Mencegah dan Menghentikan Perundungan dan Kekerasan di Lingkungan Sekolah” ini menghadirkan beragam bentuk ekspresi siswa, mulai dari lomba poster hingga penampilan seni yang sarat pesan moral.


Dalam sambutan pembukaan, Kepala SMKN 1 Muara Uya menegaskan pentingnya menjadikan sekolah sebagai zona bebas kekerasan. “Zero Bullying bukan hanya slogan, ini harus menjadi kesepakatan bersama dalam membentuk karakter siswa yang berempati dan saling menghargai,” ujarnya.


Ketua TPPK SMKN 1 Muara Uya, Evertyn, dalam wawancara menyampaikan bahwa kegiatan ini memiliki tiga tujuan utama: sebagai media edukasi dan penyadaran terhadap isu bullying dan kekerasan, sebagai panggung kreativitas dan bakat siswa, serta sebagai sarana menumbuhkan kepedulian dan empati antarsesama.


Agenda utama kegiatan adalah lomba membuat poster bertema anti-bullying yang diikuti oleh 14 kelompok dari kelas X dan XI. Masing-masing kelompok secara percaya diri mempresentasikan karya mereka yang menggambarkan penolakan terhadap segala bentuk perundungan dan ajakan untuk menciptakan suasana sekolah yang saling mendukung.







Suasana kegiatan juga dihangatkan oleh tampilan hiburan dari kelompok musik sekolah “Oktafive”, band SMKN 1 Muara Uya, serta sebuah monolog berbahasa Banjar yang disampaikan oleh siswi bernama Mahmuda.



Monolog Mahmuda menjadi puncak emosi acara, saat ia membawakan kisah seorang anak yatim piatu yang tumbuh dalam kesepian, menyampaikan pesan menyentuh tentang pentingnya ruang bagi setiap siswa untuk didengar.


“Memberi ruang untuk siswa yang butuh tempat untuk berkeluh kesah, karena tiap orang punya cerita, tiap orang punya luka, tiap orang punya harga diri. Kita manusia yang sama-sama makan nasi, yang beda hanya lauknya saja. Karenanya, mari kita saling menghormati dan terus menyalakan api empati,” tutup Mahmuda dengan kalimat sarkas yang menggugah kesadaran kolektif seluruh audiens.


Alfisya, Guru yang berjiwa seni ini, yang sepanjang kegiatan nampak selalu berkaca-kaca saat dimintai tanggapannya mengatakan "Bakat yang selama ini tak nampak, ternyata siswa kita punya banyak potensi, ini dosa kolektif yang harus kita tanggung karena selama ini kita memunggunginya"


Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari siswa, guru, dan tenaga kependidikan, serta menjadi bukti bahwa gerakan anti perundungan dapat disuarakan dengan cara-cara yang kreatif, humanis, dan menyentuh hati.(Chy / Ly / Ptr)







Thursday, 15 May 2025

Menjadi Cahaya di Dunia Nyata: Khotmil Quran dan Pengukuhan Siswa Kelas XII SMKN 1 Muara Uya


Matahari baru saja menembus cakrawala ketika lantunan ayat-ayat suci menggema dari Halaman SMKN 1 Muara Uya. Hari itu, Rabu, 14 Mei 2025, bukan sekedar hari biasa bagi para siswa kelas XII. Sebuah babak baru kehidupan sedang menanti mereka, dan semuanya dimulai dengan menyentuh jiwa melalui Khotmil Quran—sebuah penanda bahwa mereka telah menamatkan bacaan kitab suci selama menempuh pendidikan di sekolah ini.

Kegiatan Khotmil Quran yang diikuti oleh seluruh siswa kelas XII beragama Islam ini sejatinya adalah bagian dari rutinitas harian sekolah yang sudah dilakukan selama tiga tahun terakhir. Setiap pagi sebelum pelajaran pertama dimulai, siswa menyisihkan waktu selama 15 menit untuk membaca Al-Quran. Namun, hari itu berbeda. Ada getar haru dan rasa syukur yang tak bisa disembunyikan. Mereka telah menuntaskan bacaan mereka, bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi sebagai bentuk penguatan karakter spiritual yang menjadi pilar dari visi sekolah: Santun, Mandiri, Adaptif, Religius, dan Terampil.

Dalam sambutannya, H. Muzizah Arizatanor selaku Ketua Tim Keagamaan Sekolah, memberikan motivasi Qurani yang mendalam. “Saya berharap membaca Quran ini tidak berhenti pada acara seremonial ini. Jadikan Al-Quran sebagai sahabat sejati yang akan menjadi perisai di manapun kalian berada,” ujarnya. Pesan tersebut seolah mengingatkan bahwa dunia setelah kelulusan bukan sekadar tempat bekerja, tetapi medan tempur nilai dan integritas, di mana mereka harus tetap berpijak pada tuntunan Ilahi.



Keesokan harinya, Kamis 15 Mei 2025, suasana sekolah kembali syahdu, namun kali ini dengan nuansa berbeda. Di halaman belakang sekolah yang telah disulap menjadi panggung kehormatan dengan tenda-tenda megah, siswa dikalungi medali oleh orangtuanya untuk dikukuhkan sebagai alumni SMKN 1 Muara Uya, selain sebagai kepanjangantangan kepala Sekolah, hal ini juga sebagai bentuk apresiasi kepada orang tua yang telah berkorban untuk Pendidikan anak-anaknya.

Acara pengukuhan berlangsung khidmat sejak awal hingga akhir. Tangis haru, senyum bangga, dan semangat baru bertaut jadi satu di mata para siswa, guru, dan orang tua. Momen itu bukan sekadar perpisahan, melainkan tonggak awal sebuah perjalanan baru—menuju dunia kerja, dunia nyata yang sesungguhnya.

Dalam sambutannya, Kepala SMKN 1 Muara Uya, Rita Herlina, menyampaikan harapan dan pesan yang menyentuh hati. “Ilmu yang sudah kalian dapatkan selama tiga tahun ini adalah bekal utama untuk mengarungi kehidupan kerja. Namun, yang tak kalah penting adalah kesiapan mental dan spiritual,” katanya dengan penuh keyakinan.

Ia juga menaruh perhatian pada peran orang tua di masa transisi ini. “Ini masa-masa krusial. Yang biasanya anak pagi-pagi bangun, bersiap ke sekolah, sekarang tiba-tiba di rumah tanpa aktivitas. Tentu ini menguras emosi. Dibutuhkan kesabaran tingkat dewa dari orang tua,” ujarnya, yang disambut anggukan haru dari para wali murid.

Kehangatan acara makin terasa dengan kehadiran Camat Muara Uya, Aidy Risyawal, yang juga memberikan sambutan bermakna. Ia menyambut para lulusan dengan ucapan selamat datang ke dunia nyata, sebuah dunia yang menuntut lebih dari sekadar ijazah, tetapi juga semangat, kreativitas, dan keberanian.

“Bekerjalah. Jangan biarkan diri kalian berlama-lama menganggur. Pekerjaan itu bukan hanya di perusahaan atau kantor-kantor. Dunia luar itu luas, sektor non-formal pun punya peluang besar,” tuturnya lantang. Pesan ini seolah mengetuk kesadaran para alumni untuk tidak terpaku pada definisi kerja yang sempit. Dunia membutuhkan tangan-tangan terampil dan pikiran inovatif, tidak peduli dari mana datangnya.

Dalam kesempatan yang sama, ketua Komite Sekolah memberikan pesan spiritual yang menguatkan. “Doa restu orang tua dan guru adalah jalur langit. Ia tidak tampak, tetapi sangat menentukan arah keberhasilan kalian,” ucapnya. Kalimat ini mengajak para siswa untuk tidak hanya berusaha secara lahiriah, tetapi juga menjalin ikatan batin yang kuat dengan mereka yang telah mendidik dan membesarkan.

Salah satu momen yang paling mengharukan adalah ketika Sukono, perwakilan orang tua siswa, maju ke depan. Dengan suara bergetar ia menyampaikan permohonan maaf dan ridha kepada para guru. “Kami titip anak-anak kami selama tiga tahun. Sekarang mereka akan pergi menempuh jalan sendiri. Mohon maaf jika selama ini ada kekhilafan. Mohon ridho agar langkah anak-anak kami tidak berat ke depannya.”

Seketika suasana menjadi sendu. Banyak mata yang tak kuasa menahan air mata, termasuk dari para guru yang selama ini mengajar dengan sepenuh hati. Pengukuhan ini bukan akhir, tapi awal dari perjuangan baru yang akan menguji segala ilmu, nilai, dan karakter yang telah ditanamkan.

Rangkaian kegiatan pengukuhan dan perpisahan ini menjadi lebih dari sekadar acara seremonial tahunan. Ia adalah simbol dari keberhasilan pendidikan karakter yang selama ini digaungkan. SMKN 1 Muara Uya tidak hanya melahirkan lulusan yang terampil, tetapi juga insan-insan yang religius, santun, dan siap mengabdi kepada masyarakat.

Kini, jalan baru membentang di depan mereka. Ada yang akan langsung terjun ke dunia kerja, tercatat ada 4 siswa yang langsung diterima kerja sebelum lulus, ada yang mungkin melanjutkan pendidikan, ada pula yang masih mencari jati diri. Namun satu hal pasti: mereka tidak akan melangkah dengan tangan kosong. Mereka telah dibekali ilmu, nilai, dan doa yang akan menjadi lentera dalam perjalanan hidupnya.

Kepada para alumni SMKN 1 Muara Uya, dunia ini menanti kontribusi kalian. Jadilah cahaya, di manapun kaki berpijak. Bawa harum nama sekolah, orang tua, dan tanah kelahiranmu. Karena sejatinya, pengukuhan hari ini bukan penutup, melainkan awal dari babak kehidupan yang lebih luas, lebih kompleks, namun juga lebih bermakna. (Chy / Ptr / Ly)









Wednesday, 7 May 2025

SMKN 1 Muara Uya Terima Hibah Tanah Rp1 Miliar dari Pemkab Tabalong

Upaya penguatan pendidikan vokasi di Kabupaten Tabalong kembali mendapat angin segar. Pemerintah Kabupaten Tabalong resmi menghibahkan sebidang tanah seluas 5.000 meter persegi kepada SMKN 1 Muara Uya. Tanah tersebut berlokasi tepat di depan kompleks sekolah dan bernilai sekitar Rp1 miliar.

Penyerahan hibah lahan ini menjadi solusi atas kebutuhan mendesak pihak sekolah untuk memperluas area pembelajaran. SMKN 1 Muara Uya saat ini melayani ratusan siswa dari berbagai jurusan teknik, dengan keterbatasan ruang yang sudah dirasakan sejak beberapa tahun terakhir.

“Sekolah kami memang terus berkembang. Jumlah siswa bertambah, jurusan bertambah, sementara lahan yang tersedia tidak lagi cukup untuk mendukung kegiatan belajar praktik yang optimal,” ujar Kepala SMKN 1 Muara Uya, Rita Herlina.

Upaya pengadaan lahan baru sempat menjadi tantangan. Penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak memungkinkan untuk pembelian tanah. Melihat kondisi itu, Kepala Sekolah mengambil langkah strategis dengan mengusulkan kebutuhan lahan kepada Pemerintah Kabupaten Tabalong.

“Proposal kami ajukan secara resmi. Alhamdulillah, respon Pemkab sangat baik. Kami memiliki pandangan yang sama, bahwa penguatan pendidikan vokasi memang harus didukung secara nyata, termasuk dari sisi infrastruktur,” tambahnya.

Pemkab Tabalong kemudian mengalokasikan anggaran daerah untuk pembelian lahan milik warga yang berada tepat di depan sekolah. Setelah proses administrasi rampung, tanah tersebut resmi dihibahkan kepada SMKN 1 Muara Uya.

Mantan Wakil Kepala Sekolah, Wahid Nurmawan, yang dikenal gesit selama menjabat, turut memberi apresiasi terhadap langkah cepat yang diambil dalam proses ini. “Luar biasa Bu Rita Herlina dalam memimpin. Gerak cepatnya kadang membuat saya kalang kabut,” ujarnya dengan nada kagum. “Selain itu, jaringan yang dimiliki sungguh sangat luas.”

Kini, proses penyiapan lahan atau land clearing sudah mulai dilakukan. Lahan kosong itu disiapkan untuk pembangunan fasilitas tambahan seperti ruang praktik siswa, bengkel teknik, dan laboratorium produktif lainnya.


Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana yang baru, Miftahun Ni’am, menegaskan bahwa hibah ini akan menjadi langkah penting dalam perjalanan sekolah ke depan. Ia menggantikan Wahid Nurmawan dan langsung terjun dalam pengelolaan pengembangan fisik sekolah.

“Hibah ini bukan sekadar perluasan lahan. Lebih dari itu, ini adalah perluasan harapan,” tutupnya penuh harap saat diwawancarai, sambil memantau langsung proses pembersihan lahan.

Pihak sekolah berharap, dengan bertambahnya luas lahan, SMKN 1 Muara Uya bisa terus meningkatkan layanan pendidikan, mencetak lulusan yang siap bersaing di dunia kerja, sekaligus menjadi pusat pengembangan keterampilan vokasi yang lebih representatif di wilayah Tabalong dan sekitarnya. (Chy/Lw)

 

Friday, 21 March 2025

United Tractors Gandeng Pihak Ketiga untuk Audit Penerima Manfaat CSR, SMKN 1 Muara Uya Jadi Sample


Untuk pertama kalinya, PT United Tractors (UT) menggandeng lembaga independen dalam melakukan audit data penerima manfaat Corporate Social Responsibility (CSR). Langkah ini menandai babak baru dalam transparansi dan akuntabilitas program CSR perusahaan.

Lembaga yang dipercaya untuk melakukan audit adalah LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Enviro yang berkantor pusat di Bandung Jawa Barat, sebuah think-tank yang fokus pada inovasi dan pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Dalam kunjungan audit ke SMKN 1 Muara Uya, auditor Noval dari LPPM Enviro menyebut audit kali ini menjadi pionir dalam pengukuran dampak CSR yang lebih objektif.

Salman, perwakilan dari United Tractors, menegaskan bahwa selama ini laporan CSR hanya dilakukan secara internal. “Kali ini, kami melibatkan lembaga independen agar kualitas dan validitas data penerima manfaat semakin terjaga,” ujarnya.

Di kesempatan yang sama, Khoirul Anwari, Kepala Program Teknik Alat Berat SMKN 1 Muara Uya, menyambut baik kerja sama ini. Ia berharap audit ini menjadi awal dari peningkatan dukungan bagi sekolah, termasuk bantuan sarana dan peningkatan kompetensi guru teknik alat berat.

Program Sekolah Binaan United Tractors (SOBAT) sendiri telah memberikan dampak positif bagi SMKN 1 Muara Uya, khususnya dalam peningkatan keterampilan siswa di bidang alat berat dan secara keseluruhan ini meningkatkan Branding Sekolah. Dengan adanya audit independen ini, diharapkan implementasi CSR ke depan semakin terukur dan memberikan manfaat maksimal bagi penerima manfaat.

Monday, 10 March 2025

SMKN 1 Muara Uya Gelar Asesmen Sumatif Akhir Berbasis Digital, Cegah Kecurangan dan Tingkatkan Efektivitas

SMKN 1 Muara Uya melaksanakan Asesmen Sumatif Akhir Sekolah (ASAS) bagi seluruh siswa kelas XII mulai Senin (20/3/2025) hingga Kamis (24/3/2025). Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini ujian mengadopsi sistem berbasis digital yang memungkinkan soal diacak oleh sistem, sehingga mengurangi potensi kecurangan serta meningkatkan efisiensi pelaksanaan ujian.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Susi Susanti, menjelaskan bahwa penerapan sistem berbasis digital ini selaras dengan perkembangan teknologi serta kebijakan pendidikan yang mendorong penggunaan teknologi dalam pembelajaran.

"Kami ingin membiasakan siswa dengan ujian berbasis aplikasi agar mereka lebih siap menghadapi tantangan di dunia pendidikan maupun industri. Selain itu, dengan sistem digital, proses ujian menjadi lebih transparan, efisien, dan minim potensi kecurangan," ujar Susi Susanti.

Sejumlah siswa pun memberikan tanggapan beragam terkait pelaksanaan ujian ini. Muhammad Jimmy Maulana, siswa kelas XII TKR, mengaku bahwa sistem digital lebih praktis karena siswa hanya perlu membawa ponsel dan alat tulis ke sekolah. Ia juga menilai bahwa pengacakan soal oleh sistem membuat ujian lebih adil.

Sementara itu, May Saras Barokah dari kelas XII AKL menyebut bahwa meskipun metode yang digunakan masih sama seperti ujian tertulis sebelumnya, persiapan harus lebih matang agar tidak terjadi kendala teknis, seperti kejadian stag pada jam pertama ujian. Ia berharap seluruh siswa bisa lebih disiplin dalam mengikuti ujian agar hambatan teknis dapat diminimalkan.

Menanggapi kendala teknis yang sempat terjadi di awal pelaksanaan ujian, Lisda, selaku advisor program ini, menyatakan bahwa hambatan tersebut disebabkan oleh kualitas router yang kurang mendukung sehingga menyebabkan performanya menurun saat lebih banyak perangkat bergabung ke jaringan dan menggunakannya secara bersamaan hal ini menyebabkan jaringan kadang terputus secara tiba-tiba.

Senada dengan Lisda, Ketua Panitia, Nuriansyah, mengakui bahwa tantangan teknis menjadi perhatian utama dalam penerapan sistem digital ini. "Karena ini hal baru bagi tim panitia, ke depannya, persiapan pelaksanaan kegiatan perlu direncanakan dengan matang, termasuk sarana pendukungnya. Meski demikian, saya mengucapkan terima kasih kepada tim yang berjibaku menyiapkan segala sesuatunya dengan baik," ujarnya.

Asesmen Sumatif Akhir Sekolah ini menjadi penentu kelulusan siswa sebelum mereka melangkah ke jenjang berikutnya, baik dunia kerja maupun pendidikan tinggi. Dengan sistem digital yang diterapkan, diharapkan proses ujian dapat berjalan lebih efektif dan sesuai dengan perkembangan zaman. (Chy/Lsd)

 

Mewujudkan SMK yang Menghasilkan Lulusan SMART, Mampu Membangun Desa Serta Berdaya Saing di Era Society 5.0