Monday, 3 November 2025

LDKS SMKN 1 MUARA UYA: Kawah Candradimuka Pembentukan Karakter, dan Semangat Kemandirian Pemimpin yang Literate

 



Tak ada anggaran, bukan berarti tak ada jalan. Dari kondisi serba terbatas inilah semangat pembentukan karakter siswa SMKN 1 Muara Uya menemukan bentuk nyatanya. Adalah kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) yang menjadi panggung pembuktian, bahwa karakter pemimpin tak dibentuk oleh kemewahan fasilitas, melainkan oleh keberanian menghadapi keterbatasan.

 

Cerita bermula ketika pengurus OSIS periode 2024–2025 lalai menyusun rancangan kegiatan tahunan. Akibatnya, program LDKS tidak masuk dalam RKAS dan tak memiliki anggaran. Namun Kepala SMKN 1 Muara Uya, Rita Herlina, yang dikenal tegas dan berorientasi pada pembentukan karakter siswa, tak ingin hal itu menjadi alasan untuk berhenti.

 

“LDKS ini bukan sekadar acara. Ini kawah candradimuka tempat kalian ditempa menjadi pemimpin sejati. Kalian harus belajar bertanggung jawab atas kelalaian dan keputusan sendiri,” ujarnya lantang, sambil memberikan dana pribadi sebagai pemantik agar kegiatan tetap terlaksana.

 

Dari semangat itulah OSIS belajar arti tanggung jawab. Mereka bergerak, berunding, mencari solusi, hingga akhirnya menggandeng PT United Tractors melalui program CSR TUTI (Tebar Buku Tuai Ilmu, satu dari 5 pilar CSR) dan TBM Rumah Buku Alam Jaro sebagai mitra kegiatan.

 

Perjalanan mencari dukungan itu menjadi pelajaran berharga bagi pengurus OSIS: karakter pemimpin bukan dibentuk oleh jabatan, tapi oleh proses jatuh-bangun mencari jalan.

“Kami belajar untuk tidak mudah menyerah. Ternyata, menjadi pemimpin berarti siap menghadapi masalah dan mencari solusi,” tutur Riska Rahmawati, Sekretaris OSIS, dengan mata berbinar mengenang proses panjang itu.

 

Kegiatan yang digelar selama dua hari satu malam dan diikuti oleh 20 peserta terpilih itu bukan sekadar pelatihan teknis organisasi. Di setiap sesi, peserta diajak memahami nilai-nilai dasar kepemimpinan, kemandirian, dan kejujuran berpikir.

 



Muziza Arizatannor, pembina OSIS sekaligus pemateri, menekankan pentingnya tanggung jawab dan perencanaan. “Pemimpin tidak lahir dari kenyamanan. Kalian harus belajar merencanakan, mengeksekusi, dan mengevaluasi setiap langkah organisasi. Itulah latihan kepemimpinan yang sesungguhnya,” tegasnya.

 

Sementara itu, Khoirul Anwari, pendiri TBM Rumah Buku Alam Jaro, mengingatkan tentang keadilan dalam berpikir sebagai dasar karakter seorang pemimpin. “Menjadi pemimpin berarti belajar adil sejak dalam pikiran. Bagaimana mungkin kalian menuntut anggota disiplin, jika kalian sendiri tidak menepati janji? Bagaimana bisa menjadi role model jika kalian tidak menjadi teladan dan tidak mampu mempengaruhi anggota? Keadilan itu tumbuh dari kebiasaan membaca dan refleksi diri,” ungkapnya, menegaskan keterkaitan antara literasi dan pembentukan karakter serta menyinggung ketidaksesuaian jumlah peserta di proposal kegiatan dan kenyataan. 

 

Perlu diketahui sesuai proposal jumlah peserta terpilih adalah 30 peserta namun saat pelaksanaan jumlah peserta hanya 20 peserta, hal ini tentu menjadi catatan agar ke depan persiapan harus benar-benar dilakukan dengan matang, meski semangat membara. Namun demikian hal tersebut tidak mengurangi dari esensi nilai pengkaderan.

 

Sebagai keynote speaker, Srie Norma Ningsih, pembina OSIS sekaligus pembina Paskibra SMKN 1 Pugaan membawa pesan kuat tentang semangat perjuangan dan militansi organisasi.

 

“Rekrut pengurus OSIS dengan orang yang mau belajar dan mau ditempa. Jangan rekrut mereka yang hanya mampu tapi tak mau berproses, mereka hanya akan menjadi beban organisasi. Karakter tidak tumbuh dari kemampuan, tapi dari kemauan, rekrut mereka yang mau diajak mendaki gunung, rekrut mereka yang mau diajak mengarungi samudera” pesannya, menegaskan filosofi kepemimpinan berbasis keikhlasan dan tanggung jawab.

 

Hari terakhir kegiatan dilaksanakan di TBM Rumah Buku Alam Jaro, tempat di mana para peserta merenungi arti kepemimpinan di tengah suasana alam yang tenang di antara hamparan sawah, pegunungan, dan gemericik sungai. Di sana, mereka belajar bahwa pemimpin yang kuat bukan hanya yang bisa memerintah, tetapi yang bisa mendengar, membaca, dan memahami.

 

LDKS tahun ini menjadi bukti bahwa SMKN 1 Muara Uya tidak hanya berfokus mencetak siswa terampil, tetapi juga menumbuhkan karakter pemimpin yang tangguh, mandiri, dan berintegritas.

 

“Karena karakter tidak lahir di ruang kelas saja, tapi di ruang-ruang perjuangan,di saat seseorang berani memilih jalan sulit dan tetap melangkah. Kapal nampak kuat dan gagah serta aman saat bersandar di pelabuhan, kapal dibuat tidak untuk bersandar tapi Kapal dibuat untuk mengarungi samudera. Percayalah, dengan mengikuti dang mengarungi organisasi mentalmu akan teruji” Tutup Srie Norma Ningsih yang juga didaulat untuk menutup kegiatan.  (Tim Jurnalistik Sekolah)


 















0 Comments:

Post a Comment

 

Mewujudkan SMK yang Menghasilkan Lulusan SMART, Mampu Membangun Desa Serta Berdaya Saing di Era Society 5.0